Sabtu, 14 Maret 2015

KONSEP ASKEP Keluarga



1.      Konsep keluarga
a.      Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10 dalam APD Salvari, 2013).

b.      Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1)        Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2)        Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3)        Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4)        Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

c.       Bentuk / Type Keluarga
1)       Keluarga inti (nuclear family
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
2)       Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
3)       Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan pasangannya.
4)       Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
5)       Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
6)       Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone.
7)       Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
8)       Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
9)       Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
10)   Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI dalam Achjar, 2010).

d.      Struktur keluarga 
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1)       Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2)       Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3)       Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah istri.
4)       Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah suami.
5)       Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karna adanya hubungan dengan suami istri.
e.       Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1)       Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2)       Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya. Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3)       Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
4)       Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5)       Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
f.       Ciri-ciri keluarga
1)       Terorganisir adalah : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2)       Ada keterbatasan adalah : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3)       Ada perbedaan dan kekhususan adalah : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi-masing-masing (APD Salvari, 2013).

g.      Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan.
Ada 5 tugas keluarga  dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman dalam Achjar, 2010).
1)        Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera di catat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa perubahannya.
2)        Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan agar meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3)        Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit  atau yang tidak dapat membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah. Perawat ini dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi (Suparyanto , 2012).
4)        Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak pada kesehatan keluarga.
5)        Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010)

h.      Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1)       Patrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
2)       Matrikal
Yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3)       Equaltarial
Yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu (APD Salvari, 2013).

i.        Dimensi dasar struktur keluarga
Menurut APD Salvari  (2013), dimensi dasar struktur keluarga sebagi berikut :
1)       Pola dan proses komunikasi :
a)       Bersifat terbuka dan jujur.
b)      Selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c)       Berpikiran positif.
d)      Tidak mengulang-ulang issu dan pendapat sendiri.
2)       Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan dapat bersifat format dan informat. Peranan dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
3)       Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan :
a)       Legitimate power (hak)
b)      Referent power (ditiru)
c)       Expert power (keahlian)
d)      Reward power (hadiah)
e)       Coercive power (paksa)
f)       Affective power.
4)       Nila-nilai keluarga
a)          Nilai, merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga jaga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
b)         Norma, adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
c)          Budaya, adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari, di bagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.      KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA.
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar meliputi :
1.      Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a.        Pengumpulan data
1)       Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe keluarga.
2)       Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a)       Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi
b)      Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
c)       Pengobatan tradisional
d)      Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3)       Status Sosial Ekonomi
a)       Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b)      Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.
4)       Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
5)       Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9).
6)       Data Lingkungan
a)       Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi.
b)      Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
7)       Struktur Keluarga
a)       Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b)      Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.
c)       Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8)       Fungsi Keluarga
a)       Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b)      Fungsi sosialisasi      .
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c)       Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
9)       Pola istirahat tidu
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan.
10)   Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
11)   Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.

2.      Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa  keperawatan meliputi sebagai berikut :
a.        Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga aatau anggota keluarga.
b.       Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu
1)       Mengenal masalah kesehatan keluarga
2)       Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3)       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4)       Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5)       Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga adalah :
a)      Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).
b)      Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
c)      Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
c.        Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga secara langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1)           Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2)           Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3)           Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.


Prioritas Diagnosa Keperawatan
Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya, 1978.
No
Kriteria
Skor
Bobot
1
Sifat masalah :
·         Tidak/kurang sehat.
·         Ancaman kesehatan.
·         Krisis atau keadaan sejahtera.

3
2
1
1
2
Kemungkinan masalah dapat diubah :
·         Dengan mudah.
·         Hanya sebagian.
·         Tidak dapat.

2
1
0
2
3
Potensial masalah untuk dicegah :
·         Tinggi.
·         Cukup.
·         Rendah.

3
2
1
1
4
Menonjolnya masalah :
·         Masalah  berat harus segera ditangani
·         Ada masalah, tetapi tidak perlu harus segera ditangani
·         Masalah tidak dirasakan

2
1

0
1
        Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose keperawatan:
1)       Tentukan skor untuk setiap criteria yang dibuat.
2)       Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3)       Jumlah skor untuk semua kriteria (skor tertinngi sama dengan jumlah bobot, yaitu 5).

3.      Perencanaan Keperawatan  keluarga
Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.

Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :
a.        Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala upaya, dimana masalah (Problem) digunakan untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)
b.       Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan, dimana penyebab (Etiologi) digunakan untuk merumuskan tujuan (TUK).
c.        Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
d.       Menentukan kriteria dan standart criteria
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan tingkat performance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.

Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu kepada 3 hal, yaitu :
1)       Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.
2)       Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah yang dihadapi
3)       Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku yang merugikan keperilaku yang menguntungkan.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :
1.       Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2.       Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
3.       Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
4.       Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
5.       Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
a.        Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, system penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan system SOAP.
b.       Evaluasi sumatif (hasil)
Adlah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan ringkasan.




















DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV. Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

1 komentar: